Minggu, 10 April 2011

BAB II

Orientasi Standar Proses Pendidikan


A. Pendahuluan
Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa yang sering juga disebut sebagai proses pentransferan ilmu. Dalam konteks ini mentransfer tidak diartikan memindahkan, transfer dalam konteks ini diartikan sebagai proses penyebarluasan, seperti menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika api dipindahkan atau disebarluaskan maka api akan semakin membesar. Untuk proses mengajar akan labih tepat jika diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill) smith (1987).
Sebagai proses penyampaian atau penanaman ilmu pengetahuan, maka pengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered)
Peran guru dalam proses pengajaran sangat penting, proses pengajaran biasanya hanya akan berlangsung manakala ada guru; dan tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa ada guru. Dalam proses pembelajaran minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan sebagai evaluator.
b. Siswa sebagai objek belajar
Konsep mengajar sebagai proses penyampaian materi pelajaran menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasia materi pelajaran. Mereka dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut untuk memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Jenis informasi dan pengetahuan yang harus dipelajari kadang-kadang tidak berpijak dari kebutuhan siswa baik dari segi pengemabangan bakat maupun dari minat siswa, akan tetapi berangkat dari apa yang menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.
c. Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
Proses pembelajaran berlangsung pada tempat tertentu, misalnya dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya belajar jika ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
d. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya materi pelajaran tersebut. Oleh Karena keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan adalah tes hasil belajar tertulis yang dilaksanakan secara periodik.
B. Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan
Konsep ini menekankan pentingnya belajar siswa. Untuk apa menyampaikan materi pelajaran kalau siswa tidak berubah tingkah lakunya? Untuk apa siswa menguasai materi pelajaran sebanyak-banyaknya kalau materi yang dikuasainya itu tidak berdampak terhadap perilaku dan kemampuan siswa. Dengan demikian yang terpenting dalam mengajar adalah proses mengubah perilaku.
Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mengajar sebagai konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.
a. Mengajar berpusat pada siswa (student Centred)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri, akan belajar apa siswa dari topik yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, bukan hanya guru yang menentukan tetapi juga siswa. Siswa diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri/sehingga guru berperan sebagai fasilitator bukan lagi sumber belajar, karena tujuan utama belajar adalah membelajarkan siswa. Sehingga criteria keberhasilan proses mengajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai pelajaran tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.

SILABUS PENELITIAN PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Penelitian Pendidikan
Kode MK : -
Bobot : 4 SKS
Dosen Pengampu : Aswasulasikin
E-mail : yayan_asri@ymail.com



Standar Kompetensi:
1. Memiliki konsep cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan terkait dengan pendidikan sains-teknologi, sosial, bahasa dengan pendekatan data kualitatif maupun kuantitatif sederhana.
2. Melakukan penelitian ilmiah dalam rangka studi pendidikan, pemecahan masalah di kelas, dan menyusun proposal/skripsi

Kompetensi Dasar:
1. Memiliki pengetahuan terkait dengan konsep dasar penelitian pendidikan
2. Memiliki informasi masalah mata pelajaran PPKn, Bahasa, IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia di SD.
3. Menerapkan penelitian dalam pemecahan masalah pendidikan di SD
4. Menyusun proposal/skripsi dalam penyelesaian tugas perkuliahan

Materi:
1. Pengertian penelitian pendidikan
2. Jenis-jenis penelitian ilmiah
3. Data Peneltian
4. Langkah-langkah penelitian
5. Latar Belakang Masalah
6. Masalah Penelitian
7. Tujuan, hipotesis, asumsi dasar, dan kegunaan penelitian
8. Landasan teori dan kerangka teori.
9. Metode penelitian
10. Menyusun proposal dan skripsi
11. Cara menulis karya ilmiah yang baku (baik dan Benar)
12. Menyusun laporan penelitian


Penilaian:
1. Tes tengah semester (UTS) setelah 6 Kali Kuliah 15%
2. Tes akhir semester (UAS) 15%
3. Tugas resensi 20%
4. Laporan proyek 10%
5. Praktik di depan kelas 20%

Refferensi;
1. Jay, Ros, (2006), Menulis Proposal dan Laporan , Jakarta: Gramedia.
2. Brannen, Julia, (2002). Memandu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
3. Suriasumantri, Jujun, (1980), Ilmu dalam Perspektif, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
4. Furchan, Arief, (2007), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
5. Ida Bagus Mantra, (2006), Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6. Hadari Nawawi, 2007, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: UGM Press
7. Yatim Rianto, (2001), Metodologi penelitian Pendidikan, SIC
8. Nurul Zuriah, (2006), Metodologi Penelitian sosial dan Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara
9. Noeng Muhadjir, (2004), Metodologi Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitaif, dan Mixed, Yogyakarta: Rake Sarasin